Perintah itu, antara lain, tersirat dalam Alquran surat Al-Jumuah
ayat 9-10: 'Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk
menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah untuk mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian, jika
kalian mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah
kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kalian beruntung'," kata Pembimbing Haji Plus dan
Umrah Qiblat Tour, H. Tata Sukayat, di Jln. Taman Cibeunying Selatan 15
Bandung, Minggu (23/2/2014).
Firman Allah pada ayat ini menegaskan keberuntungan akan kita raih dengan disiplin memenuhi panggilan ibadah ketika datang waktunya dan kembali bekerja ketika sudah menunaikan ibadah. "Bukan hanya urusan dagang yang harus ditinggalkan ketika sudah tiba waktu salat, namun untuk semua kesibukan. Menurut para mufasir, ungkapan 'tinggalkanlah jual beli' dalam ayat itu berlaku untuk segala kesibukan selain Allah," ujarnya.
Dengan kata lain, ketika azan berkumandang, maka kaum beriman diserukan untuk bergegas memenuhi panggilan Allah itu. "Islam juga mengajarkan tertib dalam memanfaatkan waktu sebagaimana firman Allah dan Surah Al-Asr ayat 1-3: "Demi waktu, sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." ucapnya.
Karena itu untuk menumbuhkan etos kedisiplinan dalam diri kita dibutuhkan manajemen waktu agar kualitas diri kita dapat meningkat. "Semua itu dapat dilakukan sedemikian rupa serta mampu mengatur waktu yang 24 jam itu untuk semua urusan. Biar cepat, efisien, dan selamat. Kalau bisa cepat dan efisien, mengapa harus dibuat lambat. Fiman Allah SWT dalam surah 94:ayat 7 yang artinya, "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras(untuk urusan yang lain)." tambanya.
Melalui ibadah di tanah suci, jemaah senantiasa diingatkan akan arti penting dari tertib dan disiplin itu, dari mulai berangkat sampai kembali ke Indonesia baik ketika naik kendaraan, pesawat, di hotel, ziarah, salat berjemaah, dll. "Semuanya menumbuhkan budaya tertib dan disiplin yang diharapkan bisa menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.(A-71/A-147)***
Firman Allah pada ayat ini menegaskan keberuntungan akan kita raih dengan disiplin memenuhi panggilan ibadah ketika datang waktunya dan kembali bekerja ketika sudah menunaikan ibadah. "Bukan hanya urusan dagang yang harus ditinggalkan ketika sudah tiba waktu salat, namun untuk semua kesibukan. Menurut para mufasir, ungkapan 'tinggalkanlah jual beli' dalam ayat itu berlaku untuk segala kesibukan selain Allah," ujarnya.
Dengan kata lain, ketika azan berkumandang, maka kaum beriman diserukan untuk bergegas memenuhi panggilan Allah itu. "Islam juga mengajarkan tertib dalam memanfaatkan waktu sebagaimana firman Allah dan Surah Al-Asr ayat 1-3: "Demi waktu, sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." ucapnya.
Karena itu untuk menumbuhkan etos kedisiplinan dalam diri kita dibutuhkan manajemen waktu agar kualitas diri kita dapat meningkat. "Semua itu dapat dilakukan sedemikian rupa serta mampu mengatur waktu yang 24 jam itu untuk semua urusan. Biar cepat, efisien, dan selamat. Kalau bisa cepat dan efisien, mengapa harus dibuat lambat. Fiman Allah SWT dalam surah 94:ayat 7 yang artinya, "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras(untuk urusan yang lain)." tambanya.
Melalui ibadah di tanah suci, jemaah senantiasa diingatkan akan arti penting dari tertib dan disiplin itu, dari mulai berangkat sampai kembali ke Indonesia baik ketika naik kendaraan, pesawat, di hotel, ziarah, salat berjemaah, dll. "Semuanya menumbuhkan budaya tertib dan disiplin yang diharapkan bisa menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.(A-71/A-147)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar