Rabu, 11 Februari 2015

Say No Valentine Day For Generation






Setiap February, permen, bunga, hadiah dan kartu ucapan ditukarganti diantara sebahagian orang. Ini katanya sebagai menyambut Valentine’s Day. Untuk yang ngga memahami, dikatakan: ‘Iyah. Ngga apa2 sih. Kan ianya lambang persahabatan dan kasih sayang? Penjelasan ini sangat menunjukkan bahwa mereka ngga mengerti langsung implikasi dan kesan buruk amalan mereka meniru acara Barat itu.

Valentine itu ternyata tidak semanis namanya, valentine itu bukan budaya kita, Padahal Valentine masih ada kaitannya dengan sejarah peradaban Barat. bila ditelusuri sejarah Valentine itu terdapat dua versi. 

 Versi pertama berasal dari perayaan Lupercalia atau upacara pensucian pada zaman Romawi Kuno.
“Valentine ini masih ada hubungannya dengan pemujaan terhadap dewa (perayaan pagan),”
Di dalam sejarah dijelaskan, selama perayaan yang berlangsung dari tanggal 13-18 Februari itu, para laki-laki mengundi nama para gadis di dalam kotak undian. Kemudian para gadis itu dijadikan sebagai objek hiburan dan senang-senang semata oleh para laki-lakinya, bahkan hingga ada acara pelecutan tubuh untuk para perempuan. Para perempuan itu bersedia dilecut, karena mereka percaya lecutan tersebut akan membuat mereka jadi lebih subur.
“Dengan menjadikan wanita hanya sebagai objek hiburan, Barat sangat merendahkan para wanitanya melalui acara Valentine ini,”
 versi kedua berasal dari kematian Saint Valentine yang terjadi pada Tahun 496 Masehi. Paus Gelasius I mengubah upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Saint Valentine yang katanya meninggal pada 14 Februari.

“Kalau merujuk ke sini, jelas nggak nyambung dengan inti perayaan valentine yang mengagungkan kasih sayang dan sangat jelas terlihat bahwa Valentine itu tidak semanis namanya,”  saya menegaskan kembali, bahwa Valentine Day bukan budaya bangsa Indonesia. Hingga saat ini belum pernah terdengar atau menemukan orangtua-orangtua dari awal abad 20, merayakan dan memperingati Valentine.

 Tinggal beberapa hari lagi perayaan ini akab berlangsung, para pemuda/pemudi & para remaja sudah bersiap-siap untuk merayakannya. Sungguh ironis, kebanyakkan orang tua merestui event ini karena ketidak tahuan mereka. Dengan alasan hanya sekedar  perayaan dan tak salah jika sekali-kali membahagiakan anak, mereka memfasilitasi dan memberi ijin kepada anak-anakmereka. Tragis ! 
Ini dengan jelas menunjukkan ianya adalah sambutan keagamaan dan kerna itu, haram di sambut oleh orang Islam dalam apa bentuk sekalipun. Ingat hadis nabi: ‘Man tasyaabiha bi qaumi, fahuwa minhum.’ ‘Barangsiapa yang meniru sesuatu kaum, dia akan digolongi sebagai kaum itu.’ Na’uudzubillahi min dzaalik! 
“Jangankan merayakan atau memperingati Valentine, berpakaian ala Barat yang buka-buka aurat itu aja mereka malu sekali, apalagi sampai merayakan Valentine,” EH skrng malah anak zaman skrng mryakan. Hal ini sebenarnya sdh dipermasalahkan dr dulu. Generasi muda kita jg mgkn sebagian besar udh paham arti valentine itu sesungguhnya. Sayang, pendidikan yg minim dr ortu mengakibatkan budaya itu msh tertanam di hati mereka. Mereka terbuai dgn kata2 cinta.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar